Hal tersebut setidaknya dapat ditangkap dari lontaran sekitar 50 orang mahasiswa yang terlibat saresehan "Membina Ikatan Persekutuan Keluarga Kudus", yang diselenggarakan usai Misa Bulanan Komunitas Driyarkara. Keinginan untuk saling berbagi solusi atas persoalan internal tiap komunitas dan permasalahan yang secara umum terjadi di tingkat mahasiswa begitu terasa dalam acara yang diselenggarakan pada tanggal 2 Januari di Wisma Mahasiswa Driyarkara tersebut.
Selaku Pastor Moderator Mahasiswa, Romo Blasius Edy Wiyanto menyampaikan harapannya akan keterlibatan kaum muda, termasuk
Tahun 2009, menurut Romo Edy, merupakan saat yang tepat bagi mahasiswa Katolik untuk memulai upaya keterlibatan sosial di kalangan mahasiswa jika mengingat momentum "Tahun Kaum Muda" yang dicanangkan oleh Keuskupan Agung Semarang. Keterlibatan kaum muda dalam dinamika kemasyarakatan kontemporer juga merupakan salah satu perwujudan nyata iman orang Katolik dengan Yesus sebagai teladan gerakan.
Pemaknaan kolektif akan posisi dan peran mahasiswa Katolik dalam dinamika kampus, masyarakat, serta Gereja lantas menjadi hal yang mutlak guna mewujudkan suatu upaya nyata gerakan mahasiswa Katolik. Kohesivitas antar kelompok mahasiswa Katolik mutlak diperlukan untuk mewujudkan satu langgam gerak bersama para mahasiswa yang hanya akan berakhir saat kemanusiaan, keadilan sosial, dan persaudaraan sejati telah terwujud dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Tidak mudah memang. Namun dengan bijak Romo Mangun menyampaikan pesan berharga bahwa, "Tidak mudah itu berbeda dengan mustahil". Dan satu hal yang pasti bahwa upaya ini tidaklah menarik minat banyak orang. Lebih banyak orang yang memilih anut grubyug, ikut arus, daripada pusing memikirkan apa yang terbaik bagi masyarakat luas. Namun Romo Mangun telah menyampaikan kalimat bijak lainnya bahwa suatu perubahan pasti selalu dimulai dengan segelintir orang. Tugas kita sekarang adalah senantiasa menjaga semangat perubahan itu tetap hidup serta meluaskan kepada sebanyak mungkin orang.
Tugas berat memperjuangkan perubahan itu hanya bisa dimulai dengan rasa kebersamaan antara sesama kelompok mahasiswa dan solidaritas kelompok mahasiswa dengan kelompok masyarakat lainnya. Berat, namun bukan berarti mustahil!.(Agustinus Ariawan)